Langsung ke konten utama

Kejutan Untuk Orang Tua Ketika Anak Rantau Pulang Mudik

 

Momen mudik lebaran selalu ditunggu-tungu oleh anak rantau yang sudah meninggalkan jauh kampung halamannya. Sebuah momen mengharukan dalam mempertemukan ruh serta jiwa yang terkekang derasnya kerinduan. Bagi para perantau terutama anak muda yang masih baru merantau, mudik merupakan obat dari “Home Sick” yang tak berkesudahan. Inilah momen yang ditunggu untuk berkumpul bersama keluarga yang kehadiran ukhwah serta ruhaniahnya tak bisa tergantikan oleh sapaan di telepon atau menghadirkan gambar dalam panggilan video. Mudik menjadi pelepas dahaga kerinduan yang sudah tak terbendung lagi.

Budaya di Indonesia sendiri biasanya momen mudik dilaksanakan pada hari raya besar seperti Idul Fitri. Hari ketika libur serta cuti bersama lebih lama disbanding hari raya lainnya. Pada hari besar itulah orang-orang berbondong pulang ke kampung halamanya masing-masing. Bahkan tanah perantauan yang biasanya sesak padat tiba-tiba menjadi lenggang. Puncak mudik pada hari besar tersebut melonjak sejak pandemi berlangsung. Tahun 2022 terjadi lonjakan pemudik yang mencapai 85 juta orang, tahun 2023 diprediksi melonjak hingga 123 juta orang. Beratus juta orang hanya berharap satu hal mengobati ‘kerinduan’ di tanah perantauan. Rasa rindu itu hanya terobati dengan mengisi kalbu dengan orang tercinta.

Budaya pulang ke kampung halaman tidak hanya terjadi di Indonesia saja, banyak negara yang merasa jalan pulang kembali kepada keluarga tercinta adalah dengan mudik. Di beberapa negara tetangga ada juga tradisi mudik dengan penyebutan yang berbeda-beda seperti, di Malaysia tradisi mudik juga dikenal dengan sebutan "balik kampung" dan terutama terjadi selama liburan Hari Raya Aidilfitri. Di Filipina tradisi mudik dikenal sebagai "uwi" dan terutama terjadi selama liburan Natal dan Tahun Baru. Di Thailand tradisi mudik disebut "songkran" dan terutama terjadi selama perayaan tahun baru Imlek. Serta ada juga di Bangladesh, tradisi mudik dikenal sebagai "Eid al-Fitr" dan terutama terjadi selama liburan Idul Fitri.

Banyaknya momen mudik menandakan bahwa kita perlulah jalan pulang karena jalan jauh janganlah lupa pulang. Momen mudik lebaran selalu menjadi sorotan perhatian bagi anak rantau. Tak jarang anak rantau selalu memberikan kejutan bagi keluarganya. Biasanya mereka sering kali tidak mengabari akan kepulanganya, namun tiba-tiba sudah ada di ujung pintu siap menemui keluarga tercinta untuk memberikan pelukan hangat. Keluarga di perantauan tidaklah banyak berharap hadiah apa saja yang bisa diberikan, hanya satu pintanya bagi mereka untuk dapat kumpul bersama di hari kemenangan.

Bagi anak rantau mereka mengalami perasaan haru dan bahagia ketika melakukan perjalanan mudik, terutama ketika tiba di kampung halaman dan bertemu dengan orang-orang yang mereka sayangi. Selama masa mudik, anak rantau biasanya akan melakukan banyak kegiatan bersama keluarga dan kerabat seperti berziarah ke makam nenek moyang, bermain bersama, dan merayakan Lebaran atau Idul Fitri bersama-sama.

Itulah sekilas momen mudik yang sering dilakukan sebagai pelega dahaga batin yang haus. Ketika kita pergi jauh selalu ingat bumi yang kita injak dan junjung seperti sebuah peribahasa “bagai kacang lupa akan kulitnya”.