Langsung ke konten utama

TADRIS BAHASA INDONESIA 2019 UNJUK GIGI DI TAMAN BUDAYA JAWA TENGAH

Tak Mau Kalah Dengan Prodi Lainnya, Tadris Bahasa Indonesia 2019 Unjuk Gigi Di Taman Budaya Jawa Tengah


Dista FM, Surakarta – Minggu,(19/12/21) Prodi Tadris Bahasa Indonesia (TBI) 2019 Menggelar Pementasan Mega-Mega yang diselenggarakan di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT). Pementasan Ini Diikuti oleh seluruh mahasiswa TBI semester 5 dari kelas A hingga kelas C, masing-masing kelas diberi durasi kurang lebih satu hingga satu setengah jam. Tujuan diselenggarakannya drama ini bertujuan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah penyutradaraan. Drama mega – mega ini ialah drama hasil cipta karya mahasiswa TBI 5B yang di sutradarai oleh Afif Risma Lutfianti.
 
Theater Mega-Mega yang bertema “Kita Tidak Pernah Mendapatkan, Tapi Selalu Kehilangan” menceritakan seorang anak laki-laki yang hobinya mengemis dan tamak akan harta, dengan keluarga yang hidup pas pas an, ia enggan bekerja seperti orang-orang pada umumnya karna bagi ia mengemis juga merupakan salah satu pekerjaan yang cukup sulit. Selain mengemis juga hobi bermain lotre salah satu perjudian yang melibatkan banyak hadiah jika berhasil menang.



Pementasan theater ini dibuka untuk umum dan hanya dikenakan biaya sebesar 10 ribu rupiah saja, meskipun tidak diperkenankan membawa makanan dari luar, panitia menyediakan snack dan air mineral untuk para penonton.

“Tujuan diselenggarakan nya theater ini ialah diharapkan untuk anak Bahasa Indonesia bisa mengaplikasikan drama dan bahasa yang sudah di ajarkan saat kuliah, serta menjadi refresensi untuk adik tingkat baik dari semester 1 hingga semester 3.” Ujar Afif selaku sutradara
Selama proses shooting bekerjasama dengan volunteer drama dengan anak-anak TBI yang ikut berpartisipasi dalam theater ini, lalu diadakannya rapat antar Sutradara dari kelas A,B, dan C guna membahas konsep, bahan, dan lain sebagainya. Theater ini melibatkan seluruh mahasiwa, ketua panitia, serta dosen pengampu theater.

Adapun halangan selama proses latihan sampai akhirnya bisa tampil pun cukup banyak seperti membagi waktu antara pemain satu dan pemain lainnya karena mereka juga ada yang beberaoa bekerja dan waktu saat latihan yang bisa berubah ubah kapanpun.

Harapann setelah diselenggarakannya theater ini sangat besar karna ini merupakan acara tahunan, “semoga bisa menjadi contoh yang baik terkhusus untuk adik-adik semester 1 hingga 3 dalam pembuatan theater baik dari cara pembuatan konsep, akting, drama itu seperti apa, kesulitan nya itu bagaimana, dan semoga kedepannya bisa lebih baik lagi” ujar Muntaha selaku SC. (Avisa, Fanurul)