Langsung ke konten utama

Selamat Jalan Sang Maestro Sejati, “Didi Kempot”

Doc: merdeka.com
Selasa, 5 Mei 2020 mungkin akan dikenang menjadi hari yang “Ambyar” bagi Sobat Ambyar, sebutan untuk penggemar penyanyi campursari asal kota Solo, Dionisius Prasetyo atau yang kerap disapa “Didi Kempot”. Di tanggal dan hari itulah Lord Didi begitu sapaannya menghembuskan nafas terakhirnya di RS Kasih Ibu Surakarta.
Rekam jejak penyanyi campur sari ini memang sudah tak dapat diragukan lagi kapasitas dan kapabilitasnya. Dimana semasa hidupnya Didi Kempot sudah melanglang buana di kancah musik nasional. Dengan menggelar berbagai konser dan menciptakan lagu-lagu bernuansa Jawa. Menurut berbagai sumber yang beredar, Didi Kempot selama hidupnya sudah menciptakan kurang lebih 800 lagu. Wow. Suatu pencapaian yang mungkin tak semua musisi bisa menyainginya.
Sebut saja lagu Pamer bojo, Stasiun Balapan, Cidro hingga sederet lagu lain nya, seakan Lagu-lagu tersebut pun sudah tidak asing di telinga kita. Dimana lagu-lagu tersebut berhasil booming dan enak untuk didengar terlebih ketika hati sedang gundah gulana. Hal ini disebabkan lirik dari lagu-lagu yang diciptakan Didi Kempot sangat mudah dipahami semua golongan. Karena bahasa yang digunakan pun bahasa yang sederhana sehingga akan mudah di ingat atau dihafal dikalangan pendengar. Sehingga tiap kali lagu-lagu Didi Kempot dilantunkan tak jarang banyak yang sampai menetes kan air mata.
Mengenal lebih dekat Sang Maestro, Didi Kempot merupakan anak dari pada pelawak terkenal yakni mendiang Ranto Edi Gude atau lebih dikenal dengan Mbah Ranto. Meskipun mempunyai ayah yang terkenal, tak membuat pria kelahiran 31 Desember 1966 tersebut terkenal dengan memanfaatkan nama ayahnya.Akan tetapi Didi Kempot behasil terkenal dengan karya-karya yang telah ia ciptakan. Selain sang Ayah yang merupakan seniman, kakak Didi Kempot bernama Mamiek Prakoso merupakan seorang pelawak senior Srimulat. 
Sedikit mengulas nama “Kempot” yang menjadi nama panggungnya selama ini, rupanya terselip arti tersendiri yang mungkin tak semua kalangan tahu. Menurut Almarhum nama tersebut memiliki arti tersendiri baginya. Hal tersebut ia ungkapkan saat menjadi bintang tamu di acara Kick Andy Show yang tayang pada 25 November 2019 lalu.
"Kempot ada artinya Kelompok Pengamen Trotoar," ujar almarhum Didi dikutip Pikiran-Rakyat.com melalui cuplikan video dalam akun Instagram @kickandyshow pada Selasa, 5 Mei 2020 kemarin. Menurut almarhum Didi, nama 'Kempot' telah membawa rezeki untuk dirinya.
Membahas mengenai lika liku perjalanan karier Lord Didi, Dilansir dari www.kontan.co.id , Didi Kempot memulai kariernya sebagai musisi jalanan di Surakarta sejak 1984 hingga 1986. Pada 1987 sampai 1989, ia mengadu nasib ke Jakarta. Nama panggungnya merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik asal Surakarta yang membawa ia hijrah ke Jakarta. Pada 1993, penyanyi asal Solo tersebut mulai tampil di luar negeri, tepatnya di Suriname, Amerika Selatan. 
Tak lama setelahnya, Didi Kempot lanjut menginjakkan kakinya di benua Eropa. Pada 1996, ia mulai menggarap dan merekam lagu berjudul "Layang Kangen" di Rotterdam, Belanda. Tak lama setelah pulang kampung, pada era reformasi, dia mengeluarkan lagu "Stasiun Balapan". 
Kembalinya Didi Kempot ke Indonesia ternyata membuat kariernya semakin populer. Namanya kembali meroket setelah mengeluarkan lagu "Kalung Emas" pada 2013 lalu. Pada 2016, penyanyi asal Solo tersebut mengeluarkan lagu "Suket Teki". Lagu tersebut juga mendapatkan apresiasi yang tinggi dari warga Indonesia. 
Hampir sebagian karya musik yang ditulisnya bertemakan patah hati dan kehilangan. Oleh karena itu, Didi Kempot kerap dijuluki oleh para penggemarnya dengan nama The Godfather of Broken Heart, Bapak Loro Ati Nasional, dan Bapak Patah Hati Indonesia.  Karyanya juga dinikmati oleh kalangan muda dari berbagai daerah yang menyebut diri mereka sebagai Sadboys dan Sadgirls yang tergabung dalam "Sobat Ambyar".
Semasa hidupnya Didi Kempot pun tak jarang aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan amal. Salah satunya konser amal yang ia adakan di Kompas TV beberapa hari yang lalu. Konser amal ini sendiri ia maksud kan mengumpulkan donasi. Yang kemudian donasi tersebut diberikan kepada yang membutuhkan ditengah situasi pandemi saat ini. Sehingga konser amal tersebut mendapat apresiasi dari Presiden Republik Indonesia yakni Joko Widodo.
Sekarang Didi Kempot pun sudah tiada dan meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Meskipun begitu karya-karya beliau akan terus hidup dan akan menghiasi tangga lagu ditanah air. Dan julukan-julukan seperti The Godfather of Broken Heart, dan Bapak Loro Ati Nasional (Bapak Patah Hati Indonesia) serta nama panggillan akrab fans lain nya , akan tetap melekat kepadanya, Selamanya. (Dian Praba Dista FM)